kota lama

kota lama
gedung lama

Jumat, 12 Desember 2008

MAKAN KHAS SURABAYA

MAKANAN KHAS SURABAYA ADALAH
1. LONTONG BALAP
2. RUJAK CINGUR

Masuk ke yahoo


Serba serbi makanan khas Surabaya
published 29 October 2008 - 08:40 - Jaya
Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta (walaupun saya lebih percaya sebagai kota terbesar ke 6 di Indonesia setelah Jakarta Utara, Timur, Barat, Selatan dan Pusat, he he he…) dan juga sudah menjadi kota metropolitan dengan perkembangan yang luar biasa.

Saya dilahirkan di kota Surabaya dan sampai sekarang tetap berdomisili di kota Surabaya. Jika saya ditanya oleh teman-teman tentang makanan khas Surabaya maka terbayang sederet makanan khas Surabaya seperti Rujak Cingur, Lontong Balap, Semanggi, Rawon dan Tahu Tek. Bisa dibilang lima jenis makanan diatas adalah makanan khas Surabaya yang paling banyak dikenal dan juga paling banyak dicari oleh para penggiat makan di Surabaya maupun diluar Surabaya.

Pertama adalah Rujak Cingur. Bagi saya rujak cingur adalah masterpiecenya makanan khas Surabaya. Mengapa? Karena untuk menghasilkan seporsi rujak cingur yang dahsyat dan endang bambang diperlukan berbagai macam aspek seperti bahan yang berkualitas, cara pengolahan yang tepat baik bumbu maupun bahan-bahan yang lain serta cara penyajian. Selain itu rujak cingur menjadi istimewa bagi saya karena rujak cingur adalah makanan Surabaya yang punya banyak penggemar fanatik tapi juga banyak orang yang gak suka mati-matian. Rujak cingur dalah makanan khas Surabaya yang terdiri dari sayuran yang direbus, buah-buahan seperti nanas, kedondong dan lain-lain ditambah tahu, tempe goreng lalu disiram saus special campuran petis, pisang klutuk, kacang, terasi yang diulek sampai tercampur. Di Surabaya ada beberapa tempat makan rujak cingur yang cukup terkenal seperti rujak cingur Ahmad Jais di jalan Ahmad Jais. Rujak Delta di pertokoan Delta Plasa lantai atas dan Rujak Cingur Genteng Durasim.

Berikutnya adalah Semanggi. Semanggi dibuat dari daun semanggi (klaver) yang banyak tumbuh liar di sawah-sawah dan pekarangan, disajikan dengan tauge dan disiram dengan saus agak manis dan gurih campuran dari petis dan ubi jalar sehingga menciptakan sensasi rasa yang berbeda dan khas. Jangan lupa, semanggi paling asyik dimakan dengan krupuk puli (siiip…. Enak tenan!!!). Walaupun ini adalah makanan khas Surabaya tapi bisa dibilang cukup sulit lho mendapatkannya karena sudah jarang yang jual semanggi dan uniknya hampir semua penjualan semanggi berasal dari daerah Benowo Surabaya. Jadi jika anda lagi puter-puter kota Surabaya dan melihat ibu dengan bakul yang digendong di belakang dengan tumpukan krupuk puli maka dialah sang penjual semanggi suroboyo. Selain itu ada juga dibeberapa pujasera di Surabaya seperti pujasera nikimura di komplek perumahan Manyar Jaya atau pujasera di supermarket Sinar Jemursari. Boleh juga yang mau dengan suasana yang agak nge-high, bisa datang aja ke Plaza Surabaya Hotel.

Yang ketiga adalah Lontong Balap. Terus terang banyak orang sering bertanya-tanya apaan tuh lontong balap? Kok ada lontong balapan? Eh ternyata orang Surabaya sendiri banyak yang gak tau lho asal muasal nama lontong balap. Gini ceritanya, jaman dahulu kala penjual lontong balap dipikul dan karena pikulannya lumayan berat mereka jadi berjalan dengan ritme yang cepat sehingga terlihat seperti sedang balapan. Lontong balap terdiri dari lontong yang dipotong-potong dengan bumbu sambel petis (always si hitam dari surabaya) kemudian disiram dengan kuah taoge yang sudah dimasak berkuah dan diatasnya diberi lento (perkedel dari ubi dan kacang hijau atau kacang tolo) Hhmmm… rasanya? Walaupun tetep always pake si hitam alias petis tetapi sensasi kenikmatannya tetep berbeda dengan rujak cingur atau semanggi. Tempat makan lontong balap yang terkenal di Surabaya di jalan Gubeng di samping gedung Bank BNI. Lontong balap Pak Gendut di depan bioskop Garuda jalan Kranggan dan di jalan Kepanjen di depan SMPN 2.

Setelah Lontong Balap makanan khas Surabaya yang lain adalah Rawon. Rawon adalah sop daging yang biasa dimakan dengan nasi alias dihidangkan dalam bentuk nasi yang diatasnya disiram sop Rawon sehingga sering disebut juga nasi rawon. Rawon biasanya berwarna hitam pekat karena salah satu bumbu utamanya adalah keluwak dan daging yang digunakan adalah daging sapi bagian sanding lamur atau yang ada lapisan lemaknya. Teman pelengkapnya adalah kerupuk udang yang gurih, telur asin yang masir, serta sambal terasi yang dahsyat. Jangan lupa ditaburi taoge pendek (ngiler deh….). Tapi ada juga rawon yang tidak hitam pekat melainkan agak kecoklatan seperti Rawon Nguling yang terkenal dan punya banyak cabang. Tetapi pada umumnya rawon berwarna hitam pekat. Tempat makan Rawon yang kondang di Surabaya yaitu Rawon Setan (karena bukanya jam 11 malam waktu setan mulai gentayangan, tapi sekarang dah buka dari pagi) di Jalan Embong Malang depan Hotel JW Marriot, Rawon Mbak Endang yang memiliki 3 cabang yaitu di jalan H.R. Mohammad,. Jalan Gentengkali depan hotel Weta dan di jalan Simpang Dukuh. Warung Rawon yang ketiga adalah Rawon Kalkulator di jalan Juwono samping Taman Bungkul. Nama Rawon Kalkulator sendiri diberikan karena waktu totalan setelah selesai makan penjual akan menghitung apa saja yang kita makan dengan suara yang cukup keras dan cepat seperti sebuah „kalkulator“ hidup.

Last but not least adalah Tahu Tek. Makanan yang satu ini terdiri dari lontong, tahu dan kentang yang digoreng. Lalu bahan-bahan ini dipotong kecil seukuran sekali suap dengan menggunakan gunting dengan ritme yang khas (di Jakarta hidangan ini dapat ditemukan dengan nama Tahu Gunting). Kemudian diatasnya disiram saus campuran petis (tentunya) dan kacang, lalu ditaburi dengan taoge kecil dan kerupuk, rasanya enak dan mantap serta gurih.

Menurut hikayat nama tahu tek berasal dari kebiasaan penjajanya memukul ujung penggorengan sebagai tanda sedang menjajakan tahu tek. Tempat makan tahu tek yang top markotop ada di jalan Dinoyo depan pujasera Suzanna, namanya warung tahu tek Pak Ali lalu di depan Kelenteng Cokroaminoto, tepatnya ya di jalan Cokroaminoto(tanpa nama soalnya hanya penjual keliling tapi tiap hari mangkal di sana) dan di Jalan Raya Darmo Permai depan Restoran Bakom.

Itulah tadi cerita saya tentang petualangan menikmati makanan khas Surabaya. Memang kalo ngomongin makan di Surabaya gak ada habisnya, selain tempat makanan khas Surabaya yang udah saya tulis di atas masih bertebaran tampat makan lain di Surabaya. Rawon, rujak cingur, dan sebagainya emang makanan khas yang common banget jadi jangan heran kalo penjualnya masih banyak bertebaran diseantero kota pahlawan ini. Temen-temen bisa membuat sendiri petualangan kuliner dengan mencoba tempat-tempat makan khas Surabaya nanti kalo udah ketemu yang enak jangan lupa saya diberitahu ya…. Selamat bertualang kuliner dan mencoba makanan khas Surabaya.